TARBIAH GABUNGAN Mesjid UNHAS


 Berikut materi yang disampaikan oleh ustadz Mukran pada kegiatan Tarbiah Gabungan Muslimah yang diadakan oleh LM DPD WI Makassar pada hari ke-2 yang bertempat di lantai 1  Mesjid Kampus Universitas Hasanuddin Makassar Sulawesi-Selatan pada hari Rabu 12 juni 2013  pukul 14.00-16.00 Wita. Materi yang dibawakan oleh Ustdz Mukran  khusus membahas mengenai Buku kitabul Jami Bab 4 yaitu peringatan terhadap Ahlak yang buruk.
Sebelum membahas hadits ustadz terlebih dahulu menyampaikan pengertian tentang ahlak. Simaklah baik-baik dan pahami maknanya kata perkata maka anda akan merasakan kegelisahan yang mendalam  apakah mungkin ahlak yang buruk itu salah satunya ada pada diri kita?? Atau mungkin semuanya?? Hanya kita sendirilah yang bisa mengetahuinya. Untuk itu baca dan maknailah setiap ahlak tercela yang ada di blog ini semoga satu pun ahlak yang buruk tidak ada pada diri kita.
Pengertian ahlak secara bahasa adalah budi pekerti, watak. Sedangkan secara  istilah adalah: gambaran dari apa yang ada di hati kita. Menurut imam Al Gazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan atau macam2 perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa menimbukan pemikiran dan penimbangan

Hadits Pertama : Hasad (Perasaan Dengki)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Hati-hati kalian dari sifah hasad. Sungguh hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api yang melahap kayu bakar”. Dikeluarkan oleh Abu Daud dan diriwayatkan oleh Ibnu  Majah dari Hadits Anas.

Faidah atau makna yang terkandung dari hadits terebut adalah sebagai berikut:
1.      Hasad berharap agar nikmat yang didapat oleh saudara kita hilang darinya baik nikkmat dunia maupun nikmat agama atau berupa kebencian seseorang terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain baik berupa ilmu, kedudukan, harta dll
2.      Hasad adalah perkara yang diharamkan dan termasuk  dosa besar bahkan termasuk karakter orang-orang yahudi sebagiamana firman Allah Qs 2:109 “Banyak diantara ahli Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
3.      Hasad memiliki unsur penentangan terhadap takdir Allah karena orang yang dengki tidak rela dengan kenikmatan yang dimiliki oleh saudaranya sementara hal tersebut sudah ditakdirkan oleh Allah.
4.      Orang yang hasad akan senantiasa diliputi perasaan cemberut, sedih dan bingung.
5.      Hasad bisa menimbulkan permusuhan, terjadi dendam di dalam hatinya.
6.      Orang yang hasad akan kelelahan sendiri karena ia tidak akan mungkin merubah takdir Allah. 

Hadits Kedua : Marah
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: “Orang yang kuat itu bukan yang jago bergulat . Akan tetapi, orang  yang kuat itu adalah yang sanggup menguasai dirinya ketika marah”.(Muttafaqun Alaihi).

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Orang yang kuat adalah orang yang mampu menjaga emosinya atau amarahnya.
2.      Marah adalah kebalikan dari sabar karenanya jika sabar merupakan ahlak yang mulia maka marah merupakan ahlak yang tercela.
3.      Banyak orang yang begitu mudah marah akhirnya menyesal tiada henti.
4.      Kemarahan itu berasal dari iblis karena dialah mahluk yang pertama kali marah dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah.
5.      Ibnu Qayyim mengatakan bahwa sifat marah termasuk  rukun kekafiran atau bisa menghantarkan kepada kekafiran.
6.      Bahwa Rasulullah telah mengajarkan kepada kita cara pengobatan dan pencegahan dari sifat marah . adapun pencegahanannya adalah berupaya untuk tidak marah dan adapun pengobatannya mebaca ta’audz atau mengubah posisi tubuh kita ketika sedang marah. Misalnya jika kita marah pada posisi berdiri maka ubah posisi tubuh menjadi duduk dan seterusnya,

Hadits Ketiga: Berbuat Dzolim
Dari Umar Radhiallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasalallam bersabda:”Kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat”. (Mutafaqun Alaihi)

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Kezaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapat arah atau jalan di hari kiamat atau bisa juga berarti kesempitan dan kesulitan.
2.      Kezaliman merupakan perkara yang diharamkan
Beberapa bentuk Kezaliman :
a.          Berbuat zalim pada diri sendiri dengan melakukan perbuatan dosa dan  kemaksiatan sebagimana dalam Qs At taubah :36
b.         Kezaliman seseorang pada saudaranya bisa dalam bentuk melanggar kehormatannya atau menyakiti tubuh saudaranya atau mengganggu dan merampas harta saudaranya.
c.          Kezaliman merupakan perkara yang diharamkan
d.         Tidak menegakkan syariat Allah. Allah berfirman yang  artinya: “Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka-luka pun ada qisasnya maka itu menjadi penebus dosa baginya. Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara meurut apa yang diturunkan Allah maka mereka itulah orang-orang zalim Qs Al-Maidah :45.
Dan seharusnya yang lebih dahulu untuk menegakkan syarit Allah adalah diri kita masing-masing.
e.          Menzalimi hewan. Sebagaimana seorang wanita yang  diazab oleh Allah karena seekor kucing yang diikat atau dikurung hingga kucing itu mati .

Hadits Keempat: Kikir
Dari Jabir radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:”Takutlah kalian dari perbuatan zalim, sebab kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat. Jauhilah kalian sifat kikir sebab sifat kikir telah membinasakan orang-orang sebelum kalian”. (dikeluarkan oleh Imam Muslim)

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Cinta harta menjadi sebab seseorang menjadi pelit atau kikir.
2.      Kedermawanan merupakan keberuntungan sebagaimana firman Allah dalam Qs Al -Hasyr :9 yang artinya: “Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (muhajirin) mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin), atas dirinya sendiri meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekirian, maka mereka itulah orang-orang yang  beruntung.”
3.      Bahaya dari sifat kikir
a.       Menjadikan pemiliknya menjadi orang yang cinta dunia.
Menghilangkan sifat peduli kepada saudaranya yang tidak mampu.
b.      Menularkan sifat hobi menimbun-nimbun harta.

Hadits Kelima: Penyakit  Ria
Dari Mamud bin Labid radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas  kalian adalah syirik yakni riya”. (Dikeluarkan oleh Ahmad dengan sanad Hasan).

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Riah sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar yaitu riah adalah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia lalu memuji pelaku amalan tersebut.
2.      Riah itu ada dua macam yaitu:
a.       Kholidz: melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia.
b.      Riasyirkun: melakukan perbuatan karena niat untuk menjalankan perintah Allah dan untuk mendapatkan pujian dari manusia.
3.      Meninggalkan amalan karena manusia juga merupakan perbuatan riah. Misalnya seseorang tidak shalat hanya  karena malu dilihat temannya.
4.      Popularitas menjadi satu celah untuk seseorang  riah.

Hadits Keenam: Munafik
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: 1)Jika berbicara ia bohon 2). Jika Berjanji ia ingkari, 3)Dan jika diberi amanah ia khianati”. (Muttafaqun Alaihi).
Dan keduanya (Bukhari dan Muslim) juga meriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma: “Dan jika bertikai ia berbuat aniaya”.

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Haramnya berbohong sebagaiman firman Allah dalam Qs Al Gafir:28 yang artinya “Dan seseorang yang beriman di antara keluarga Fir’aun yang menyembunyikan imannya bekata “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, “Tuhanku adalah Allah,” padahal sungguh, dia telah  datang kepadamu  dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan jika dia seorang pendusta maka dialah yang akan menanggung dosa dustanya itu,  dan jika  dia seorang  yang benar niscaya  sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta.”
2.      Dibolehkan berbohong dalam beberapa kondisi seperti berbohong untuk sebuah kemaslahatan. Berbohong dibolehkan jika berada dalam peperangan, untuk memperbaiki pertikaian yang terjadi antara 2 orang/kelompok dan kebohongan suami untuk menyenaikan istrinya dan sebaliknya.
3.      Kemunafikan itu ada dua yaitu kemunafikan yang tidak menyebabkan orang keluar dari islam dan kemunafikan yang menyebabkan seseorang keluar dari islam.
Adapun dalam hadits ini merupakan bentuk kemunafikan yang tidak menyebabkan keluar  dari islam

Hadits Ketujuh: Mencacimaki
Dari Ibnu Mas’ud rahiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran”. (Muttafaqun Alaihi)

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Larangan mencaci dan memaki saudari muslim baik berupa laknat, ejekan, atau menyebubkan aibnya dan semua hal-hal yang bisa membuat hati saudari kita sedih atau menangis. Qs AlHujurat :7
2.      Kekufuran yang dimaksud dalam hadits ini adalah bukanlah kekufuran yang menyebabkan manusia keluar dari islam. Tidak tergesa-gesa dalam memfonis seseorang  ketika melakukan kesalahan.
3.      Anjuran untuk senantiasa berkata baik dan membahagiakan hati saudara kita.
4.      Membunuh adalah dosa besar sebagaimana firman Allah “Qs An-Nisa 93

Hadits Kedelapan: Berperasangka Buruk
 Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah oleh kalian prangka buruk, sebab  prasangka buruk itu merupakan ucapan yan paling dusta”. (Muttafaqun Alaihi).

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Allah mengharamkan persangkaan buruk kepada saudaranya yang beriman sebagaiman fiman Alllah Qs Alhujurat:12
2.      Perasangka buruk yan perlu dijauhi adalah persangka buruk kepada saudarri kita yang beriman
3.      Persangak yang dengannya menyebabkan kita  berdosa adalah apabila ia telah membicaraknnnya sedangka apabila ia belum menceritakannya berarti belum berdosa.
Sebagimana dikatan oleh Imam Sofyan adalah perasgka yang apabila kia
4.      Tiding mengapa berpersangak burk kepada pelaku kemasksiatan dan terang-terangan menampakkan kemaksiatannya
5.      Persangkaan yang baik kepada saudari kita adalah  perilaku terpuji.

 Hadist  Kesembilan: Pemimpin yang menipu rakyatnya
Dari Ma’qil bin Yasar radhiallahu anhu, ia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang diserahi amanah oleh Allah untuk memimpin lalu  meninggal dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah Ta’ala akan mengharamkan surga atasnya.” (muttafaqun Alaihi)

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Perintah untuk bersifat  amanah
2.      Perintah untuk pemimpin  adalah bersifat adil kepada rakyatnya. Sebagaimana firman Allah dalam Qs An-Nahl :90
Arti dari  Firman Allah yang mengharamkan baginya surga bagi pelakunya adalah:
a.       Allah mengharamkan surga bagi pemimpin  ketika ia memimpin ,ia menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah.
b.      Allah mengharamkan baginya masuk surga bersama orang-orang yang lebih dahulu  masuk surga
c.       Perintah untuk nasehat menasehati baik kita sebagai bawahan untuk nasehat kepada pemimpinnya dan begitupun pemimpin harus rela menerima nasehat dari bawahannya.

Hadits Kesepuluh: Menyusahkan orang lain
 Dari Aisyah radhiallahu anha, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ya Allah, siapa yang diserahi mengurus salah satu dari urusan umatku, lalu menyusahkan mereka, maka timpakanlah kesusahan atasnya”. (Dikeluarkan oleh Muslim).

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Tidaklah Rasulullah mendoakan sesuatu dengan keburukan tidak lain bahwa perkara tersebut adalah perkara yang bersar
2.      Perintah untuk tidak menyusahkan atau menyulitkan urusan orang lain dan bersikap murah hat. Sebagaimana firman Allah dalam Qs Asy-syura :215
3.      Perintah untuk bersikap baik dan berlemah lembut dalam mengurusi urusan saudaranya.

Hadits Keseblas: Memukul Wajah
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian memukul, maka hindarilah (memukul) wajah”. (Muttafaqun Alaihi).

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Larangan memukul di wajah karena merupakan anggota tubuh manusia yang paling mulia dan wajah merupakan letak kecantikan dan keelokan.karenanya suatu aib yang ada di  wajah sebanding  dengan beribu-ribu aib diseluruh tubuh.
2.      Diwajah terdapat oragan-organ tubuh yang bisa mempengaruhi kejiwaan pelakunya. Seperti mata, gigi,hidung,dan mulut ketika ia rusak karena dipukul akan berakibat sangat fatal.
3.      Termasuk dalam perkara hudud dialrang memukul wajah
4.      Barangsiapa yang memukul wajah maka ia telah durhaka kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.

Hadits Keduabelas: Jangan Marah
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat”. Beliau bersabda: “Jangan marah”. Orang itu lalu mengulang permintaannya berkali-berkali. Dan Beliau pun menjawab: “Jangan marah”. (Dikeluarkan oleh Bukhari).

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Anjuran untuk meminta nasehat dari ulama atau orang-orang yang beriman baik dalam urusan agama mapun dunia.
2.      Kemarahan adalah pintu dari segala kerusakan.
3.      Marah merupakan celah masuknya syetan sebagimana kesedihan juga merupakan celah masuknya syetan.

Hadits Ketigabelas: Memakai Harta Allah dengan Tidak Benar.
Dari Khaulah al-Anshariyah radhiallahu anhha, ia berkata, Rasulullah shallallahu alihi wasallam bersabda “Sesungguhnya orang-orang yang berketerusan memakai harta Allah dengan cara yang tidak benar, maka bagi  mereka azab api neraka pada hari kiamat”. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari)”

Faedah atau makna yang terkandung pada hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.      Anjuran bagi para pegawai yang diamanahkan untuk menjaga harta kaum muslimin dengan sebaik-baiknnya baik itu harta zakat, infak, ataupun sedekah.
2.      Tidak memakai harta zakat atau ghonimah tanpa izin dari pemimpin.
3.      Larangan memperkaya diri dengan menggunakan harta kaum muslimin.
4.      Anjuran untuk meanfaatkan harta untuk kemaslahatan kaum muslimin seperti membangun tempat belajar.

Semoga satupun penyakit-penyakit di atas tidak menjakiti tubuh kita. Semoga bermanfaat


By: Aina AzZahrah

Komentar

Postingan Populer