Gerhana Matahari oleh Dr. Zakir Naik


Abu Mas'ud menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda "Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang. Akan tetapi, matahari dan bulan merupakan dua dari sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah. Setiap kali kalian menyaksikan gerhana, ingatlah kepada Allah, ucapkan lafazh 'Allahu Akbar (Allah Maha Besar)', lakukanlah shalat dan bersedekahlah." HR. Bukhari

Aisyah radhyallahu'anha berkata, "Suatu saat, terjadi gerhana matahari semasa hidup Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Nabi shallallahu'alaihi wasallam memimpin orang-orang melakukan shalat, lalu berdiri dan membaca bacaan Al-Qur'an yang panjang dalam shalat tersebut. Kemudian, beliau rukuk cukup lama. Beliau bangkit lagi dan membaca bacaan Al-Qur'an yang panjang lagi. Namun lamanya berdiri lebih pendek dari berdiri yang pertama. Beliau melakukan rukuk cukup lama lagi, tetapi lebih pendek dari yang pertama. Kemudian beliau bersujud dan memanjangkan sujudnya. Beliau melakukan hal yang sama pada rakaat pertama kedua sebagaimana beliau lakukan pada rakaat pertama dan kemudian menyudahi shalat tersebut. Pada saat itu, gerhana matahari telah selesai. Beliau menyampaikan khotbah. Setelah memuji dan memuliakan Allah, beliau mengucapkan kata-kata, 'Matahari dan bulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang. Oleh karena itu, kapan pun kalian menyaksikan gerhana, ingatlah Allah dan ucapkanlah takbir (Allahu Akbar), lakukanlah shalat dan bersedekahlah." HR. Bukhari dan Muslim.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari melalui jalur Ibnu Abbas. Juga diriwayatkan oleh Imam Malik, An-Nasa'i dan Abu Dawud.

Gerhana matahari terjadi ketika bulan melintas di antara matahari dan bumi. Hal tersebut menyebabkan gerhana matahari total atau sebagian.

Gerhana matahari total terjadi di zona tertentu pada bagian bumi yang langsung menghadap matahari, ditandai dengan sinar matahari yang kian meredup dalam beberapa menit. Adapun di zona bumi sebelah utara dan selatan, hanya terjadi gerhana matahari sebagian. Bagian dari matahari yang mengalami gerhana terus mengecil ketika kita pergi menjauh dari kawasan gerhana total menuju ke arah kutub utara dan selatan.

Nabi Muhammad shallahu'alaihi wasallam bersabda dalam hadits tersebut, "Matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena adanya kematian atau kehidupan (maksudnya kelahiran) seseorang, namun keduanya adalah tanda dari sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah."

Ini berarti bahwa gerhana matahari dan bulan merupakan fenomena alam yang kerap terjadi. Hal itu tidak terkait dengan adanya kematian atau kelahiran seorang anak manusia. Hal ini bertentangan dengan keyakinan beberapa kalangan yang berkembang di Jazirah Arab dan kawasan dunia lainnya. Mereka seringkali menghubung-hubungkan fenomena alam ini (gerhana) dengan kelahiran atau kematian seseorang yang dianggap sebagai orang besar.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menyangkal semua takhayul tersebut dan menegaskan bahwa keduanya merupakan fenomena alam yang sering terjadi.

Sains telah membuktikan bahwa bulan diikuti oleh bayangan berbentuk kerucut yang dinamakan umbra. Bayangan itu muncul karena bulan menutupi sinar matahari. Dalam peredarannya mengelilingi bumi, bayangan kerucut bulan itu bergerak bersama bulan.


Pada saat momen konjungsi, yang terjadi sekali pada tiap bulan (menurut penanggalan sesuai peredaran bulan /lunar month), posisi bulan berada tepat di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Sehingga, bulan menutupi sinar matahari secara total dan sebagian.

Namun demikian, di sebagian besar lunar month, bayangan bulan tidak mencapai bumi ketika berjalan pada garis edar di tengah-tengah antara bumi dan matahari. Dalam kondisi seperti ini sinar matahari tidak tertutupi. Oleh karenanya, gerhana matahari tidak terjadi. Itulah mengapa gerhana matahari total sangat jarang terjadi.

Kadang-kadang selama terjadi gerhana matahari, bulan berada di tengah-tengah antara bumi dan matahari, dan matahari yang terlihat, ukurannya menyempit membentuk sabit yang tipis dan pada saat itu korono muncul. Sesaat sebelum gerhana total,titik-titik cemerlang cahaya, yang disebut dengan bintik-bintik Baily, menyeruakkan kilapnya.

Ketika gerhana total terjadi, langit menjadi gelap gulita dan bintang-bintang terlihat jelas di siang hari. Dalam beberapa menit, siang hari berubah seperti waktu malam yang menyebabkan perasaan panik dan depresi. Bukan hanya bagi manusia, tetapi juga untuk semua makhluk. Burung-burung berlindung di sarang mereka. Hewan-hewan juga bersembunyi. Semua mahluk mengalami keadaan sunyi yang sangat mencekam.

Semoga bermanfaat
Sumber: Buku Miracles of Al-Qur'an dan As-Sunnah (AQWAM : Jembatan Ilmu)
**Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh**

hukum-musik-oleh-dr-zakir-naik


Komentar

Postingan Populer