Dia Pemilik Tulang Rusukku



Dia seorang lelaki, asli lelaki ^^.
Dia orang yang tidak aku kenal. Namanya pun sangat asing di telingaku. Sebab namanya memang tidak pernah muncul dikalangan teman-temanku, sahabat-sahabatku bahkan keluargaku. Sungguh dia sangat asing bagiku. Tidak pernah terbayang, dia adalah pemilik tulang rusukku. Maha Besar Allah yang Maha Mengatur semua kehidupan manusia di muka bumi ini, bahkan hewan dan tumbuhan pun tidak pernah lupuk dari pengontrolan-Nya.

"Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)....." Qs.Al-An'aam:59

Awalnya aku berfikir, mungkin jodohku tidak jauh-jauh dari orang yang aku kenal atau orang yang mengenal aku.  Siapa lagi yang muncul dipikiranku kalau bukan teman sma  ataukah  teman organisasi di kampus seperti di himpunan jurusan dan UKM LDK atau kah teman daerahku sendiri “Bulukumba” Daerah yang terkenal dengan pembuatan perahu pinisi dan objek wisatanya. Siapa sangka semua yang aku sebutkan tadi semuanya melesat dari pikiranku.

Semua skenario Allah tak pernah terlintas di benakku. Sebelum menikah berbagai ujian dari Allah datang menghampiriku, salah satunya tidak lulus tes masuk S2 di salah satu Universitas ternama di Jawa lewat jalur beasiswa. Padahal saat itu aku benar-benar bersungguh-sungguh dalam belajar untuk mengikuti tes di Gedung Pascasarjana yang ada di Kampusku. Hal yang sangat sepeleh membuatku tidak lulus, 10 soal yang saya rasa sangat mudah namun aku jawab salah hanya karena salah liat bentuk soalnya.  Saat itu yang aku fikirikan, kenapa Allah mengujiku seperti ini. Sempat kumenangis, menangis dan tak ada orang yang tau. Tapi aku berusaha tegar, mungkin ini yang terbaik dari Allah. Padahal lulus beasiswa S2 adalah salah satu cita-citaku untuk membahagiakan kedua orangtuaku. Yang membuatku bangkit saat itu adalah tidak mungkin hal sepeleh seperti ini bisa terjadi yang membuatku tidak lulus. Padahal sebelum tes jika latihan jawab soal-soal, tidak biasanya terlupuk seperti itu. Akhirnya aku pun berfikir bahwa mungkin Allah benar-benar tidak ingin aku lulus dan ada sesuatu dibalik itu semua. Baru kusadari, ujian tersebut adalah salah satu dari rentetan skenario Allah untuk mempertemukanku dengan dia yang saat ini menjadi suamiku. 

Semuanya terasa indah. Semuanya telah diatur oleh-Nya Dzat Yang Maha Segalanya, Dzat Yang Maha Penyayang.  Karena itu lah hari ini, jika ada keinginanku yang belum terpenuhi oleh Allah, hanya ada satu kata “BERSYUKUR”  karena itulah hal terbaik dari Allah buat kita. Allah punya rencana tersendiri buat hamba-Nya. Yang penting kita sudah berusaha dan berdoa, selebihnya kita kembalikan kepada Allah Dzat Yang Maha Pengatur dan Dzat Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi dan segala isinya.

Dia memang tidak aku kenal, tapi katanya dia sering berada di tempat majelis yang aku juga mendatanginya untuk menuntut ilmu di salah satu kampus yang juga sangat dekat dengan kampusku yaitu di mesjid kampusnya. Ternyata kami sering berada dalam tempat majelis yang sama, mencatat materi dari Ustadz yang sama tapi mungkin  dengan  waktu yang berbeda. Wallahu’alam.

Sekali lagi jika kita bersyukur atas semua kondisi kita, maka semuanya akan terasa menyenangkan.  Aku beryukur memiliki teman-teman yang sholih. Karena melalui merekalah atas izin Allah aku bisa bertemu dengannya. Bertemu dengannya pertama kali di dalam kamarku saat ia memakaikan cincin di jari manisku. Yah saat akad nikah. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Yang nampak terlihat olehku adalah tanganku bergetar, sangat bergetar. Hampir saja cincinnya tidak bisa masuk ke jariku.

Bismillah, saat itulah pertama kali aku melihat wajahnya secara langsung . Tepatnya tanggal 7 Ferbruari 2015. Maha Besar Allah atas segala sesuatu.

By: Aina Azzahrah (Ummu Ayyash)
Bengkulu, Jum’at  18 September 2015

Komentar

Postingan Populer