Dia Pemilik Tulang Rusukku
Dia
seorang lelaki, asli lelaki ^^.
Dia
orang yang tidak aku kenal. Namanya pun sangat asing di telingaku. Sebab
namanya memang tidak pernah muncul dikalangan teman-temanku, sahabat-sahabatku
bahkan keluargaku. Sungguh dia sangat asing bagiku. Tidak pernah terbayang, dia
adalah pemilik tulang rusukku. Maha Besar Allah yang Maha Mengatur semua
kehidupan manusia di muka bumi ini, bahkan hewan dan tumbuhan pun tidak pernah
lupuk dari pengontrolan-Nya.
Awalnya
aku berfikir, mungkin jodohku tidak jauh-jauh dari orang yang aku kenal atau
orang yang mengenal aku. Siapa lagi yang
muncul dipikiranku kalau bukan teman sma
ataukah teman organisasi di
kampus seperti di himpunan jurusan dan UKM LDK atau kah teman daerahku sendiri
“Bulukumba” Daerah yang terkenal dengan pembuatan perahu pinisi dan objek
wisatanya. Siapa sangka semua yang aku sebutkan tadi semuanya melesat dari
pikiranku.
Semua
skenario Allah tak pernah terlintas di benakku. Sebelum menikah berbagai ujian
dari Allah datang menghampiriku, salah satunya tidak lulus tes masuk S2 di salah
satu Universitas ternama di Jawa lewat jalur beasiswa. Padahal saat itu aku
benar-benar bersungguh-sungguh dalam belajar untuk mengikuti tes di Gedung Pascasarjana
yang ada di Kampusku. Hal yang sangat sepeleh membuatku tidak lulus, 10 soal
yang saya rasa sangat mudah namun aku jawab salah hanya karena salah liat
bentuk soalnya. Saat itu yang aku
fikirikan, kenapa Allah mengujiku seperti ini. Sempat kumenangis, menangis dan
tak ada orang yang tau. Tapi aku berusaha tegar, mungkin ini yang terbaik dari
Allah. Padahal lulus beasiswa S2 adalah salah satu cita-citaku untuk
membahagiakan kedua orangtuaku. Yang membuatku bangkit saat itu adalah tidak
mungkin hal sepeleh seperti ini bisa terjadi yang membuatku tidak lulus.
Padahal sebelum tes jika latihan jawab soal-soal, tidak biasanya terlupuk seperti
itu. Akhirnya aku pun berfikir bahwa mungkin Allah benar-benar tidak ingin aku
lulus dan ada sesuatu dibalik itu semua. Baru kusadari, ujian tersebut adalah
salah satu dari rentetan skenario Allah untuk mempertemukanku dengan dia yang
saat ini menjadi suamiku.
Semuanya
terasa indah. Semuanya telah diatur oleh-Nya Dzat Yang Maha Segalanya, Dzat
Yang Maha Penyayang. Karena itu lah hari
ini, jika ada keinginanku yang belum terpenuhi oleh Allah, hanya ada satu kata
“BERSYUKUR” karena itulah hal terbaik dari
Allah buat kita. Allah punya rencana tersendiri buat hamba-Nya. Yang penting
kita sudah berusaha dan berdoa, selebihnya kita kembalikan kepada Allah Dzat
Yang Maha Pengatur dan Dzat Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi dan segala isinya.
Dia
memang tidak aku kenal, tapi katanya dia sering berada di tempat majelis yang
aku juga mendatanginya untuk menuntut ilmu di salah satu kampus yang juga sangat
dekat dengan kampusku yaitu di mesjid kampusnya. Ternyata kami sering berada
dalam tempat majelis yang sama, mencatat materi dari Ustadz yang sama tapi
mungkin dengan waktu yang berbeda. Wallahu’alam.
Sekali
lagi jika kita bersyukur atas semua kondisi kita, maka semuanya akan terasa
menyenangkan. Aku beryukur memiliki
teman-teman yang sholih. Karena melalui merekalah atas izin Allah aku bisa
bertemu dengannya. Bertemu dengannya pertama kali di dalam kamarku saat ia
memakaikan cincin di jari manisku. Yah saat akad nikah. Entah apa yang ada
dipikiranku saat itu. Yang nampak terlihat olehku adalah tanganku bergetar,
sangat bergetar. Hampir saja cincinnya tidak bisa masuk ke jariku.
Bismillah,
saat itulah pertama kali aku melihat wajahnya secara langsung . Tepatnya
tanggal 7 Ferbruari 2015. Maha Besar Allah atas segala sesuatu.
By:
Aina Azzahrah (Ummu Ayyash)
Bengkulu,
Jum’at 18 September 2015
Komentar
Posting Komentar