Ternyata, Beginilah Kondisi Para Ibu Rumah Tangga
Siapa
sangka berprofesi sebagai ibu rumah
tangga bukanlah sesuatu hal yang mudah. Ada banyak pekerjaan rumah yang
menumpuk setiap harinya. Belum lagi mengurus rumah dan dirinya, seorang ibu
rumah tangga harus mengurus suaminya terlebih dahulu dan anak-anaknya bagi yang
sudah memiliki anak barulah kemudian ia mengurus dirinya.
Hal
yang paling menarik dari seorang ibu rumah tangga dan mungkin banyak orang yang
tidak mengetahuinya termasuk para suami yang super cuek terhadap urusan rumah
dan segala isinya adalah setiap pagi kami para ibu-ibu atau istri-istri selalu
pusing dengan menu apa yang harus kami sajikan di rumah. Awalnya aku berfikir
bahwa mungkin hanya akulah yang pusing setiap hari harus masak apa karena
selama ini dirumah ibu terus yang masak. Begitupun selama kuliah aku
termasuk orang yang jarang masak (yah
sekali-kali masak pernahlah). Palingan makan yang praktis-praktis saja indomie
campur telur campur nasi atau beli makanan di warung.
Ternyata
hal yang aku rasakan juga dirasakan oleh seluruh ibu-ibu yang aku kenal di
sekitar rumah. Dan mungkin juga jika ditanya seluruh ibu-ibu yang memasak
sendiri dirumahnya, mereka akan jawab dengan jawaban yang sama denganku. Sebab
yang aku perhatikan, mulai dari ibu-ibu di Palembang sampai dengan ibu-ibu di
tempatku sekarang ini yaitu di Bengkulu semuanya sama. Dimana setiap datang waktu pagi, mereka pada pusing campur bingung mau masak apa lagi. Jika
mau masak sayur, sayur apa trus mau diapakan lagi cara masaknya, jika mau masak
ikan, ikannya dibuat apa, di goreng saja, atau di masak saja atau dibuat apa,
jika mau masak ayam, ayamnya mau diapakan. Yang ada dipikiran kami adalah
bagaimana caranya agar suami tidak bosan makan makanan yang kami buat.
Setiap
hari aku sendiri berusaha mengganti menu makanan. Tapi entah kenapa rasanya
yang aku buat itu-itu saja terus. Lucunya, di tempat penjual sayur yang ada
disamping rumahku, setiap ada ibu yang datang sudah hal lumrah yang kami lihat
dari mereka adalah berdiri lama menatap jenis sayur apa yang akan di beli.
Padahal jika diperhatikan ada banyak jenis sayur yang tersedia disana. Tapi
entah kenapa setiap ada yang datang selalu saja berdiri lama, memegang sayurnya
kemudian menyimpan, mengambil yang lain lagi kemudian diliatin lama trus di
simpan lagi. Yah, seperti itulah seterunya. Berdiri, menatap, mengambil,
menyimpan , mengambil lagi, menyimpan lagi tanpa sepatah kata pun. Sang penjual
pun kadang menertawai kami para pembeli
sambil mengatakan, “Bingung yah ^^ hahahahaha”.
Namun
aku beruntung bisa merasakan apa yang ibu saya rasakan. Selalu menyiapkan
makanan buat ayah saya dan kami anak-anaknya tanpa pernah mengeluh dengan menu
masakan yang berbeda setiap harinya. Karena itulah akupun semakin mencintai
ibuku….
By:
Aina Azzahrah (Ummu Ayyash)
Bengkulu,
18 September 2015
Komentar
Posting Komentar