Prolog Wahyu Lewat Mimpi
Enam bulan sebelum Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam diangkat menjadi Nabi, diturunkan pada beliau prolog wahyu berupa mimpi, beliau tidak melihat dalam mimpi tersebut, kecuali datang seperti fajar subuh.
Dari Aisyah, Ummul Mu'minin radhiyallahu 'anha berkata, "Yang pertama yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam adalah mimpi yang benar dalam tidur. Dia tidak melihat dalam mimpi tersebut kecuali datang seperti fajar subuh (mimpi tersebut sangat jelas)." (Muttafaqun'alaih)
Al-Qamah bin Qais berkata, "Wahyu yang diterima para Nabi diawali dengan mimpi, setelah hatinya tenang baru diturunkan kepadanya wahyu." (Lihat fiqh as-Siroh DR.Az-Zaid)
Asy-Syaikh prof. DR. Ali ash-Shallabi dalam Siroh Nabawiyahnya menyebutkan bahwa hikmah Allah mengawali wahyu kepada Nabi shallallahu'alaihi wasallam melalui mimpi agar Nabi terlatih dan terbiasa sehingga tidak mengalami rasa takut yang sangat tatkala nanti bertemu langsung dengan Jibril.
Mimpi yang benar merupakan tanda kenabian. Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu beliau berkata, Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Sebagian tanda kenabian yang masih tersisa adalah Al-Mubasysyirat." Para sahabat bertanya, "Apa ak-Mubasysyirat itu?" Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menjawab, "Mimpi yang benar." (HR. Bukhori)
Wallahu Ta'ala 'alam
Oleh: Ustadz Abu Abdirrazzaq Marzuki Umar, Lc (Mahasiswa S2 Jurusan Sejarah Islam di Universitas Islam Madinah)
Sirah Nabawiyah dari Kitab "Al-Khullaashoh al-Bahiyyah fiy Tartiibi Ahdaats as-Sirah an-Nabawiyyah"
(Group WA Belajar Islam Intensif BII)
Semoga bermanfaat
*Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh*
Baca Juga:
Komentar
Posting Komentar