Beginilah Rumah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu pernah suatu ketika memasuki rumah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam untuk pertama kalinya. Ketika dia duduk tadinya dia tersenyum dan tiba-tiba dia mulai menangis. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam melihatnya dan bertanya, "Kenapa engkau menangis yah Umar?"
Umar telah melihat sekeliling rumah Rasulullah dan dia melihat bahwa rumah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam sangat sederhana. Tempat tidurnya terbuat dari jerami dan dia dapat melihat bekasnya di tubuh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, bantalnya terbuat dari daun-daun kurma dan kalian dapat melihat bekasnya dari pipi Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.
Dia melihat ke sudut ruangan dan dia menemukan sebagian gandum yang masih belum diapa-apakan, masih lengkap dengan batangnya. Dia melihat lampunya dan ternyata tidak ada minyaknya sehingga lampu itu tidak bisa menyala dan memberi kehangatan. Dia berkata, "Ya Rasulullah, Raja Kisra dan Kaisar Persia dan Romawi, mereka bersandar di atas sutra dan makan-makanan yang paling enak. Segala yang mereka inginkan sudah disediakan untuk mereka dan mereka memakai pakaian termahal. Kau yaa Rasulullah, manusia terbaik di muka bumi, seperti ini?".
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bangun dan dia tersenyum untuk mengajarkan kita bukannya mengeluh. Dia bersabda kepadanya, "Apakah ini tidak membuatmu bahagia ya Umar? bahwa apa yang mereka dapatkan hanyalah kehidupan semu dari dunia ini, kemudian mereka akan meninggalkannya, mereka tak akan membawanya bersama mereka, sementara kita mendapatkan akhirat."
Tentu saja ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda kepada Umar radhiyallahu'anhu tentang akhirat, Umar mengerti apa hakikat kehidupan dunia dan akhirat. Akhirat adalah kebahagiaan yang abadi yang tidak akan pernah habis, kalian akan jadi gila jika aku atau seseorang mengatakan pada kalian, "Bekerja dan terus bekerja disepanjang hidup dan berjuang terus selama 50 tahun, sehingga kalian bisa mendapatkan 1 menit kesenangan." Apakah kalian tetap waras jika melalui berbagai kesulitan dan berjuang keras selama 50 tahun hanya untuk mendapatkan 1 menit kesenangan, adakah orang yang mau melakukan itu? Tidak, tidak seorang pun mau.
Jadi kita berjuang keras selama 60 sampai 70 tahun dari hidup kita, yang pada akhirnya hanya terasa seperti 1jam. Allah subhanahu wata'ala berfirman, "Dan mereka menjalani hari-hari yang abadi di akhirat." Jadi Umar radhiyallahu'anhu menjawab, dia mengusap air matanya dan berkata, "Tentu ya Rasulullah inilah yang kami inginkan.
Semoga bermanfaat
Oleh: Ustadz Bilal Assad
Dengarkan ceramahnya disini
*Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh*
Baca Juga:
Komentar
Posting Komentar