MENGAPA HARUS MEMBAYAR ZAKAT ????
Pernahkah terlintas dipikiran kita
kenapa setiap muslim harus mengeluarkan zakat dari harta-hartanya dan itu wajib
dilaksanakan?
Taukah kita bahwa ketika Rasulullah
shallallahualaihi wasallam meninggal banyak dikalangan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat, namun Abu Bakar Ash
Shiddiq berupaya sekuat tenaga agar
kaum muslimin bisa mengeluarkan zakatnya
sehingga banyak peperangan yang terjadi.
Seiring dengan itu, utusan-utusan Arab
berdatangan ke Madinah hanya mengakui kewajiban shalat namun mengingkari
kewajiban zakat dan ada pula yang enggan membayarnya kepada Ash Shiddiq, dengan dalih ayat:
“Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketentraman
jiwa bagi mereka.” (Qs At-Taubah:103)
Mereka berkata, “Kami tidak akan bayar zakat kami kecuali kepada orang yang doanya dapat menentramkan hati kami, bahkan ada yan membuat
bait syair:
Kami akan selalu patuh ketika
Rasulullah ada di antara kami. Alangkah aneh, kenapa kami harus patuh kepada Abu Bakar??
Tidak ingatkah mereka dengan firman
Allah yang berbunyi,
“Muhammad itu tidak lain hanyalah
seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah
jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebalakang (murtad)? Barangsiapa yang
berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah
sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Qs Ali-Imran:144)
Sebagain sahabat pun ada yang mengusulkan
kepada Abu Bakar agar membiarkan orang yang tidak mau membayar zakat sambil berusaha
melunakkan hati mereka hingga iman dalam
dada mereka kembali kuat dan akhirnya kembali membayar zakat. Namun Abu Bakar
Ash Shiddiq tidak menerima usulan itu dan tetap bersikeras menumpas mereka.
Para perawi hadits Ibnu Majah
meriwayatkan dalam kitab-kitab mereka dari Abu Hurairah bahwa,
“ Umar Bin Al-Khaththab berkata
kepada Abu Bakar, “Atas dasar apa Anda akan memerangi manusia? Sementara
Rasulullah shallallahualaihi wasallam telah bersabda. “Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka mengucapkan
Asyhadu alla ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah,’ Jika mereka
menyatakannya maka harta dan darah mereka terjaga dariku untuk ditumpahkan dan
dirampas kecuali dengan haknya?’”
Maka Abu Bakar menjawab,”Demi Allah, andai saja mereka enggan
untuk menyerahkan seekor kambing betina
-dan dalam suatu riwayat, “seutas
tali” yang sebelumnya mereka serahkan kepada Rasulullah
shallallahualaihi wasallam pastilah akan kuperangi mereka semua karenanya.
Sesungguhnya zakat itu adalah hak harta. Dan demi Allah, aku pasti akan memerangi orang yang membedakan
antara kewajiban Shalat dan Zakat.”
Maka Umar berkata, “Akhirnya aku sadari bahwa Allah telah melapangkan hati
Abu Bakar untuk memrangi mereka dan aku yakin itulah yang benar.”
(HR.Bukhari)
Aku (Umar) berkata, Allah berfirman,
“Jika mereka bertaubat dan mendirikan
sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk
berjalan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Qs At-Taubah:5)
Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih
muslim terdapat hadits shahih,
“Agama Islam dibangun di atas lima
perkara: Syahadat La ilahaillallah wa anna Muhammad Rasulullah, mendirikan
shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa Bulan Ramadhan.”
Karena Zakat sangat penting dan
sebuah kewajiban maka itulah sebabnya Allah selalu menyamakan atau
menyandingkan kewajiban shalat dan zakat
didalam firman-firman-nya.
Peperangan yang terjadi saat itu akibat banyaknya orang-orang islam disekitar mekkah dan Madinah yang tidak mau
membayar zakat bahkan muncul nabi palsu maka Abu Bakar dan para sahabat
memeranginya dan mengalami kemenangan. Karena itulah mulai berdatangan ke Madinah
zakat yang diserahkan oleh Adi bin Abi Hatim, Shafwan dan az-Zibriqan. Peristiwa
ini terjadi tepatnya enam puluh malam setelah Rasulullah shallallahualaihi
wasallam wafat.
By: Aina Al-Farisi
Komentar
Posting Komentar