Mengasingkan Diri



Saat usia Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menginjak 39 tahun tumbuh pada diri beliau kecintaan mengasingkan diri. Nabi shalllallahu'alaihi wasallam mengasingkan diri di Gua Hiraa' di bulan ramadhan untuk beribadah.

Nabi senang menyendiri saat masa kenabian semakin dekat, karena dengan cara seperti itu membuat akal menjadi lebih jernih, hati tenang dan bisa bertafakkur tentang semesta ciptaaan Allah dan keagungan-Nya. Beliau menyendiri di bulan ramadhan setiap tahun. (Lihat Fiqh as-Siroh, Zaid az Zaid)

Bagaimana cara beribadah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam saat itu? Sementara beliau belum diangkat menjadi Nabi dan belum diturunkannya syariat? Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari menyampaikan, "Tidak ada penjelasan tentang cara ibadah yang dilakukan oleh Beliau shallallahu'alaihi wasallam, tetapi ada riwayat Ubaid bin Umar sesuai dengan riwayat Ibnu Ishak yang mengatakan, 'Beliau memberi makan kepada orang miskin yang datang kepadanya.' Ada juga riwayat dari beberpa ulama bahwa cara ibadahnya dengan bertafakkur. Selain itu Aisyah menyebutkan hanya kata 'khalwat' (menyendiri) adalah ibadah. Karena meninggalkan aktivitas manusia yang berada dalam kebatilan adalah ibadah seperti perkataan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, "Saya akan pergi meninggalkan kalian menemui Tuhanku." Mayoritas ulama memandang bahwa ibadah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam saat itu adalah dengan tafakkur.

Nabi mengasingkan dirinya di Gua Hiraa' yang terletak di atas bukit. Posisi gua itu berada di tempat yang tinggi. Ibnu Abi Jamrah berkata: "Hikmah pengkhususan dengan berdiam diri di Gua Hiraa' adalah agar Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bisa tetap melihat Ka'bah. (Lihat as-Sirah an-Nabawiyah ash-Shohihah).

Pentingnya bagi seorang muslim untuk menyendiri dari hiruk pikuk dunia dan mengintrospeksi diri, menyadari ketidakberdayaannya di hadapan Allah, merenungi tentang alam semesta ciptaan-Nya.

Yang dimaksud khalwat (menyendiri) yang dianjurkan adalah dengan melowongkan waktu untuk beribadah kepada Allah. Nabi shallallahu'alaihi wasallam menyendiri di Gua Hira sebelum diutus menjadi Nabi. Adapun setelah diutusnya Beliau, maka cara dari kholwat berganti dengan shalat malam disaat manusia tertidur. Atau apa yang dilakukan Nabi saat Ramadhan yaitu dengan cara i'tikaf.

Wallahu Ta'ala 'alam

Oleh: Ustadz Abu Abdirrazzaq Marzuki Umar Lc Hafizhahulllah (Mahasiswa S2 Jurusan Sejarah Islam Di Universitas Islam Madinah)
Group WA Belajar Islam Intensif

Semoga bermanfaat
*Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh*


Baca Juga:

Komentar

Postingan Populer