Perbuatan yang Diharamkan (Bagian 2)
Oleh : Ustadz Firanda Andirja, MA
Kita lanjutkan kepembahasan selanjutnya mengenai hadits Mughirah bin Syu'bah.
Dosa pertama adalah durhaka kepada ibu. Para ulama menjelaskan yang dimaksud durhaka kepada orang tua adalah melakukan segala perkara yang membuat orangtua jengkel. Bahkan sebagaian ulama mengatakan diantara bentuk durhaka adalah melalaikan orangtua dan tidak memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh orangtua. Kalau seorang anak diberi kelebihan harta maka jangan tunggu ibu dan ayahnya meminta, ini adalah perkara yang memalukan.Orangtua masih memiliki harga diri, mereka terkadang malu untuk meminta kepada anaknya, bahkan kalau mereka mampu mereka ingin terus memberi kepada anaknya.
Kita dapati orangtua meskipun sudah tua tetap sayang kepada anaknya, tetap membeikan hadiah kepada anaknya dan kalau butuh mereka terkadang malu untuk minta kepada anaknya. Anak yang baik tidak menunggu diminta oleh ayah dan ibunya, tetapi dia berusaha mencari apa yang dibutuhkan oleh ayah dan ibunya. Dan dia memberikan kepada orangtuanya sebelum mereka meminta.
Dalam ayat, Allah subhanahu wata'ala berfirman: "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang mereka infakkan. Katakanlah: "Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diberikan kepada kedua orang tua, kerabat...." Al-Baqarah:215
Penjelasan: Lihat disini, Allah berkata, mereka bertanya kepada engkau, wahai Muhammad, tentang apa yang harus mereka infakkan..."
Namun Allah menjawab:"Katakanlah wahai Muhammad, apa saja yang kalilan infakkan", yaitu tidak perlu tahu apa saja yang kalian infakkan, yang penting itu adalah kebaikan, maka yang pertama kali Allah sebutkan adalah kedua orangtua, seakan-akan Allah berkata:"Kebaikan (infaq) apapun yang kalian berikan kepada orang tua, kemudian kerabat dan seterusnya.
Oleh karenanya berinfaq dan memberi hadiah kepada orangtua pahalanya tidak sama dengan apabila kita memberi sedekah kepada orang lain.
Kita masuk kepada perkara haram yang kedua yaitu: Menguburkan anak perempuan hidup-hidup
Ini merupakan kebiasaan orang-orang jahiliyyah di sebagian kabilah, tidak seluruh kabilah Arab begitu, tidak seperti yang dipersangkakan. Ada dua sebab yang membuat mereka melakukan demikian:
1. Karena mereka takut anak perempuan mereka makan bersama mereka sehingga mengurangi rizqi, kalau anak perempuan membuat masalah yaitu hanya diam dirumah dan orangtua memberi makan. Oleh karenanya mereka tidak suka punya anak perempuan.
2. Karena mereka merasa malu punya anak perempuan karena tidak bisa dibanggakan, tidak bisa menambah kekuatan.
Adapun kalau punya banyak anak laki-laki maka mereka merasa punya kekuatan sehingga berani bertempur. Inilah diantara sebab mereka membunuh anak perempuan mereka, baru lahir langsung mereka bunuh atau mereka tunda sampai agak besar sedikit kemudian baru mereka kubur hidup-hidup. Allah menyebut dosa ini dalam ayat: "Dan tatkala bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh." (At-Takwir 8-9)
Jadi bayi itu tidak ada dosa sama sekali tetapi hanya karena orangtuanya yang jahat yang tidak punya perasaan sehingga mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Dalam ayat yang lain, dan jika salah seorang diantara mereka dikabarkan bahwasanya yang lahir adalah adalah seorang anak perempuan maka wajahnya hitam (merah padam) karena sangat marah kerena ternyata istrinya melahirkan anak perempuan. Maka diapun menghindar (malu) bertemu dengan kaumnya, maka dia bingung apakah anak perempuannya dia biarkan hidup sementara dia dalam keadaan hina ataukah begitu lahir langsung dia bunuh.
Oleh karenanya mereka melakukan dua cara untuk membunuh anak perempuan: Baru lahir langsung dibunuh atau ditunda sampai agak besar kemudian dikubur hidup-hidup.
Sampai disebutkan dalam sebagaian sejarah yaitu bagaimana saat seseorang akan membunuh anak perempuannya maka dia rias dan mengajaknya keluar sementara ibunya sedih karena tahu bahwa anak perempuannya akan dibunuh. Karena setelah itu dia melemparkan anak perempuannya dan menimbunnya dengan tanah sementara anak itu berteriak "ayahku....ayahku...".
Benci kepada anak perempuan adalah adat Arab jahiliyyah yang sampai sekarang masih terwariskan. Kita dapati sekarang sebagian orang (sudah mengaji) terkadang istrinya melahirkan anak perempuan lalu jengkel. Kalau anak perempuan satu mungkin masih bisa menahan, tapi kalau anak yang kedua, ketiga dan keempat ternyata anak perempuan lagi maka dia jengkel kepada istrinya, bahkan ada yang sampai menjadi gila dan dia ceraikan istrinya.
Ini hal lucu, apa salah istrinya? Istrinya hanya "sawah" yang ditanam sang suami.
Bersambung
Semoga bermanfaat yah ^o*
wassalamu'alaiykum warahmatullahi wabarakatuh
By: Aina Azzahrah
Komentar
Posting Komentar