Ibunda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam




Ibunda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam Aminah meninggal dunia ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menginjak usia 6 tahun. Ibundanya meninggal di Abwaa' yang terletak di antara Makkah dan Madinah, lalu kakeknya Abdul Muththolib mengambil alih untuk mengasuhnya.

Ibnu Ishaq mengatakan, "Ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berumur 6 tahun, Aminah ibunda beliau meninggal dunia di Abwa' yang terletak antara Makkah dan Madinah, Aminah pergi bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam untuk berkunjung kepada sanak keluarga dari Bani 'Adi bin Najjar, lalu meninggal dunia dalam perjalanan pulang menuju Makkah. (Lihat sirah Ibnu Hisyam 1:155)

Abwa' adalah sebuah perkampungan yang masih termasuk wilayah Madinah. Jarak Abwa' dan Juhfah sejauh 23 mil. Ada yang mengatakan, Abwa' adalah sebuah gunung terletak di sebelah kanan bagi yang memasuki Makkah dari arah Madinah. Disitu terdapat sebuah negeri yang dinisbatkan kepada gunung ini. (Lihat Mu'jamul Buldan I/79)

Imam Muslim meriwayatkan bahwa saat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam melewati Abwa' untuk pergi ke kota Makkah pada tahun penaklukan kota tersebut, beliau meminta izin kepada Rabbnya untuk menziarahi ibunya. Beliaupun diberikan izin. Lalu beliau menangis dan menyebabkan orang-orang disekitar beliau juga turut menangis. Saat itu beliau bersama seribu orang yang mengenakan penutup kepala dari besi. (Lihat Shahih Muslim bisyarh an-Nawawi VII/45-46)

Saat ibunya meninggal, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam diasuh oleh Ummu Aiman. Lalu beliau dirawat oleh kakeknya Abdul Muththolib. Ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam di bawah asuhan kakeknya, Ibnu Ishaq meriwayatkan:"Dahulu ada sebuah kasur disediakan untuk Abdul Muththolib di bawah naungan Ka'bah. Dan sebagaiwujud penghormatan kepadanya, tidak seorangpun dari anank-anaknya yang berani duduk di atas kasur tersebut. Suatu kali, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam duduk di atasnya, maka paman-paman beliau berusaha memindahkan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Namun Abdul Muththolib berkata, 'biarkanlah cucuku'. Lalu ia mengusap punggung Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam seraya berkata, 'sungguh cucuku ini akan menjadi orang besar'." (Lihat sirah ibnu Hisyam I/129,riwayat ini diperselisihkan oleh ulama)

Wallohu ta'ala a'lam

Oleh: Ustadz Abu Abdirrazzaq Marzuki Umar, Lc

Semoga bermanfaat
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
By: Aina Azzahrah



Komentar

Postingan Populer