Ketinggian Ilmu Aisyah Radhiyallahu'anha Istri Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
Sudah barang tentu wanita muslimah yang berakal sehat akan senantiasa menuntut ilmu syar'i sebab hal tersebut sudah merupakan kewajibannya kepada Allah subhanahu wata'ala sebagaimana diwajibkan pula bagi kaum laki-laki. Dimana Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim atau muslimah." Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Dan firman Allah subhanahu wata'ala "Dan katakanlah wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu kepadaku." (Qs. Thaha:114).
Sejak awal-awal kedatangan Islam, wanita muslimah telah mengetahui pentingnya menuntut ilmu. Dimana wanita-wanita Anshar pada saat itu berkata kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, berikanlah kesempatanmu barang satu hari supaya kami dapat belajar darimu, agar kami tidak kalah dengan kaum laki-laki. Aisyah sendiri pernah berkata, "Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, mereka tidak malu-malu untuk bertanya, mempelajari dan memahami agamanya." (Lihat buku shahih Bukhari, Kitabul 'Ilm dan juga buku shahih Muslim Kitabul Haidh).
Sungguh dengan
menuntut ilmu syar’I lah yang akan menghantarkan kita ke surga bersama
orang-orang saleh. Oleh karena itu, tidak heran jika kita menemukan wanita
Muslimah sangat gigih dalam mencari ilmu, selalu mengejarnya dan sangat serius
dalam memahami masalah-masalah yang berkenaan dengannya. Wanita muslimah yang
benar-benar sadar akan petunjuk agamanya pada setiap zaman dan tempat akan
selalu mengetahui pentingnya membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat dan
pengaruhnya yang besar bagi kepribadiannya, putri-putrinya, keluarga dan
masyarakatnya, sehingga dia benar-benar merasa terdorong belajar dengan tenang
dan tekun guna meraih ilmu yang bermanfaat bagi agama dan dunianya.
Sebagai contoh
wanita muslimah yang menguasai banyak ilmu adalah ummul Mukminin Aisyah
radhiallahu’anha. Dia juga memiliki lisan yang sangat fasih dan sangat
menyentuh. Apabila berbicara, ucapannya akan senantiasa melekat dalam
pendengaran dan menyentuh hati mereka. Itulah yang menjadikan Al-Ahnaf bin Qais berkata “Aku sudah
pernah mendengar khutbah Abu BAkar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan,Ali bin
Abi Thalib dan para khalifah setelahnya. Tetapi aku tidak pernah mendengar
ucapan dari mulut satu mahluk pun yang lebih agung dan indah selain dari mulut
Aisyah. Musa bin Thalhah pernah berkata,
“Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih fasih bicaranya selain
Aisyah.”(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Imam Tirmidzi mengatakan Hadits
ini hasan)
Sedangkan Mu’awiyah berkata, “Demi Allah, aku tidak pernah melihat
seorang khathib pun yang kata-katanya lebih menggugah dan lebih fasih selain
Aisyah.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Imam Tirmidzi mengatakan Hadits
ini hasan)
Aisyah merupakan
rujukan pertama dalam ilmu hadits dan sunnah Nabi, dan sebagai ahli fiqih
pertama yang pada saat itu beliau masih berusia sangat muda, yaitu menginjak
Sembilan belas tahun. Imam Az-Zuhri mengatakan, ’Seandainya ilmu Aisyah
dibandingkan dengan ilmu semua istri Nabi shallallahu’alaihiwasalllam dan ilmu
semua wanita, niscaya ilmu Aisyah itu lebih unggul. Entah berapa kali para
sahabat besar datang kepadanya untuk mendengarkan putusannya mengenai masalah
pokok-pokok agama serta rincian keterangan Al-Qur’an.
Diantara
hadits-hadits yang disebutkan oleh beberapa buku adalah mengenai keluasan ilmu
Aisyah adalah bahwa Aisyah binti Thalhah radhiyallahu’anha pernah ikut dalam
sebuah pertemuan yang diadakan oleh Hisyam bin Abdil Malik. Pada pertemuan itu
dihadiri oleh pembesar Bani Umayyah. Mereka ini tidak membicarakan sedikit pun
dari hal ihwal bangsa Arab, sya’ir-sya’irnya serta hari-hari mereka, melainkan
Aisyah mengetahui apa yang mereka bicarakan sehingga dia ikut angkat bicara,
bahkan menyinggung masalah perbintangan. Maka Hisyam bin Malik berkata,
“Mengenai keteranganmu yang pertama aku
dapat memakluminya, sedangkan mengenai ilmu perbintangan, dari mana kamu
mempelajarinya?” Maka Aisyah binti Thalhah menjawab, “Aku mempelajarinya dari
bibiku, Aisyah radhiallahu ‘anha (istri Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam).
Kecemerlangan
pendapatnya dan juga kecerdasan otak Aisyah
radhiallahu’anha tidak hanya dalam masalah-masalah agama saja, melainkan juga
kepiawiannya dalam meriwayatkan sya’ir, adab, sejarah, kedokteran, dan
ilmu-ilmu lainnya yang ada pada zamannya. Hal itu diungkapkan oleh seorang
faqih, Urwah bin Zubair , ketika putrahnya Hisyam meriwayatkan pernyataannya
itu, “Aku tidak pernah melihat seorang
pun yang lebih menguasai ilmu fiqih dan ilmu kedokteran serta sya’ir selain
Aisyah.” (Buku Tarih Ath-Thabari: Hawaditsu Sanah 58 (Berbagai
peritiwa yang terjadi pada tahun 58H), Juga Buku As-Simthu Ats-Tsamin, Hal.82.
serta buku Al-Istii’ab,IV/1885)
Betapa
tinggi derajat Aisyah radhiallahu’anha dihadapan Allah, Rasulullah
shallallahu’alaihiwasallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin sampai saat
ini dikarenakan tingginya ilmunya. Oleh
karena itu, jika ingin mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah subhanahu
wata’ala dan manusia maka perdalamlah ilmu agama.
Semoga bermanfaat
Sumber: Buku I'am Muslimah
*Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh*
Komentar
Posting Komentar