Wanita Muslimah Senang Membaca
Yah, orang
yang malas membaca identik dengan kata bodoh, jahil atau kurang ilmunya.
Sebagai wanita muslimah yang memiliki banyak kesibukan mengurus rumah tangga
dan kewajiban sebagai seorang ibu kepada anak-anaknya tidaklah menyebabkan ia
lupa untuk menelaah dan membaca. Terlebih lagi jika ia seorang pelajar atau
mahasiswa maka semangat membaca pun harus senantiasa ada karena itu adalah
kebutuhannya. Wanita muslimah yang benar-benar sadar akan ajaran agamanya
mengetahui bahwa membaca dan menelaah merupakan sumber yang menyirami akal dengan ilmu pengetahuan, dan memberinya
makanan yang menghantarkannya kepada keterbukaan, kematangan, perkembangan dan
kecemerlangan.
Di dalam Al-Qur’an,
Allah mencela orang-orang yang bodoh atau tidak berilmu. Firman Allah “Sebab itu janganlah sekali-sekali engkau
termasuk orang-orang yang bodoh.” (Qs
Al-An’am:35) dan firman Allah subhanahu wata’ala “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu
tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya
(dari bintang ternak itu).” Qs.Al-Furqon:44
Dalam ayat
ini, Allah tidak hanya mengumpamakan mereka dengan binatang, bahkan menjadikan kebodohan sebagai jalan yang paling
sesat. Allah berfirman “Sesungguhnya
binatang (mahluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang
pekak dan tuli yang tidak mengerti apa pun.” Qs.Al-Anfal:22
Ilmu merupakan
lambang kehidupan dan cahaya, sedangkan kebodohan adalah lambang kematian dan
kegelapan. Kebodohan adalah akar dari segala keburukan dan kerusakan,
sebaliknya ilmu pengetahuan adalah sumber kehidupan yang dapat mengungkap
segala sesuatu dan mengklasifikasikannya. Oleh karena itu ketika manusia
berkata dan berbicara serta bertindak dengan benar dalam setiap kehidupan yang
dihiasi dengan ilmu pastilah akan mendatangkan kebaikan. Ilmu ibarat air hujan
yang dapat menghidupkan bumi dan segala sesuatu yang sudah mati. Bahkan ilmu
dapat menghidupkan hati yang sudah mati.
Allah
berfirman, “Dan apakah orang yang sudah
mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang,
yang dengan cahaya itu dia bisa berjalan di tengah-tengah manusia, serupa
dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak
dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu
memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” Qs Al-An’am:122. Yang mati
adalah hatinya, kemudian Allah menghidupkannya dengan ilmu. Selain itu, Allah
memberikan kepadanya penerangan agar mereka mampu berjalan di tengah-tengah
manusia.
Menjadi orang
berilmu adalah cita-cita besar setiap wanita muslimah. maka pintu terbesarnya
adalah dengan banyak membaca.
Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Ahmad bin Hanbal berkata,”Mempelajari ilmu di sebagian malam lebih kami sukai dari pada
menghidupkannya (shalat malam).”
Sebagian ulama salaf berkata, “Jika sehari saja tidak bertambah ilmuku yang dapat mendekatkanku kepada
Allah, maka tidak ada berkah bagiku di bawah sinar matahari pada hari itu.” Ada yang mengatakan bahwa hadits ini
marfu’ kepada Rasulullah, tetapi itu tidak benar sebab hadits ini hanya sampai
kepada sahabat, bahkan mungkin hanya sampai kepada tabi’in. perkataan serupa
berbunyi, “Apabila sehari saja berlalu
kepadaku dan aku tidak memperoleh petunjuk dan tidak mendapatkan ilmu maka hari
itu tidak termasuk umurku.”
Umar radhiallahu’anha berkata, “Wahai manusia jadilah kalian orang
yang berilmu, sesungguhnya Allah
mempunyai jubah yang disukai-Nya. Barangsiapa menuntut ilmu meskipun satu bab,
Allah akan memberikan jubah yang disukai-Nya dan apabilah dia berdosa, Allah
memintanya untuk berdoa kepada-Nya supaya Allah tidak melepaskan jubah-Nya
sampai orang itu meninggal.
Sebagian orang arif
berkata, “Bukankah orang yang sakit jika
dilarang makan, minum dan minum obat akan mati?” Mereka menjawab, “Iya,” Mereka
berakta lagi, “Demikian juga hati jika dilarang untuk mendapatkan ilmu dan
hikmah selama tiga hari maka ia akan mati.”
Benar, sungguh
ilmu adalah nutrisi hati, minumnya, obatnya dan kehidupannya pun bergantung
padanya meskipun tidak dirasakan oleh pemiliknya. Ia bagaikan orang yang mabuk
yang kehilangan kesadaran akalnya, penakut yang telah tiba kematiannya, orang
yang jatuh cinta, pengkhayal yang kadang-kadang tidak merasakan sakitnya luka,
baru setelah tersadar dan sehat mereka akan merasakan sakitnya. Demikianlah
seorang hamba jika maut telah benar-benar memisahkan dirinya dari dunia dan
kesibukannya, ia hancur bersama kematian dan akan menyesal.
Kapan kamu akan sadar,
padahal waktumu sudah dekat
Kapan kamu akan
berpisah dari kemabukan itu
Mungkin kamu akan
menyadarinya ketika kain itu terbuka
Dan kamu akan mengingat
perkataanku ketika ingatanmu tidak lagi berguna
Jika penututp
telah dibuka, yang tersembunyi menjadi jelas, yang terpendam menjadi tampak,
apa yang ada di dalam kubur telah dikeluarkan dan apa yang tersimpan di dalam
dada telah dilahirkan. Pada saat itulah kebodohan benar-benar menjadi kegelapan
bagi orang-orang yang bodoh, sedangkan ilmu menjadi keberuntungan bagi yang
telah mencarinya.
Abu Darda’ berkata, “Mempelajari
satu masalah, bagiku lebih aku sukai dari pada shalat malam.”
Oleh karena
itu wanita muslimah akan senantiasa membekali akalnya dengan ilmu dan pengetahuan, tidak pernah berhenti membaca
dan menelaah meski memiliki banyak kesibukan rumah tangga, kesibukan sebagai
seorang ibu atau kesibukan sebagai
pelajar dan mahasiswa. Dia senantiasa
menyisihkan waktu untuk membuka buku atau majalah islam atau surat kabar yang
bermanfaat yang memberikan hal-hal baru kepada pemikirannya yang telah
dicetuskan oleh para ulama, sastrawan, pemikir baik itu berkenaan dengan kajian
pemikiran, sosial, sastra dan intelektual yang akan memperluas cakrawala
pemikiran, serta mengembangkan intelektualnya dan menambah khazanah
keilmuwannya.
Sumber: Buku I am Muslimah
*Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh*
Baca Juga: ketinggian-ilmu-aisyah-radhiyallahuanha
hukum-musik-oleh-dr-zakir-naiktarian-lebah-oleh-dr-zakir-naik
gerhana-matahari-oleh-dr-zakir-naik
Komentar
Posting Komentar