Sejarah Kota Mekkah
Kisah kita dimulai dengan kota Mekkah. Dikatakan bahwa ketika Adam dan Hawa pertama kali diusir dari surga, keduanya pun terpisah. Dengan Hawa turun di dekat kota Mekkah dan Adam turun disuatu tempat di Timur Jauh. Setelah bertahun-tahun saling mencari satu sama lain, Adam akhirnya berhasil melewati semenanjung Arab hingga sampai ke Mekkah. Dan di puncak gunung Arafat, tepat di luar kota Mekkah, dimana keduanya akhirnya bertemu kembali.
Mekkah juga penting karena dia merupakan tempat pertama di bumi dimana Tuhan Yang Maha Kuasa pertama kali disembah dan diesakan. Jadi di tempat itu, Ibrahim dan anaknya Ismail membuat bangunan peribadatan yang pertama untuk Tuhan. Sebagai penghormatan, Tuhan Yang Maha Kuasa telah membangun bangunan yang serupa di langit untuk para Malaikat. Dan dikatakan bahwa setiap hari, 70.000 Malaikat datang ke bangunan itu untuk beribadah dan kemudian pergi, berniat tidak pernah kembali lagi, literatur yang canggih dan tentu saja praktek paganisme (penyembahan berhala).
Ketika Ibrahim dan Ismail telah selesai membangun Ka'bah, masih ada satu bata yang belum ditempatkan. Jadi Ibrahim mengirim putranya Ismaill, untuk menemukan sebuah batu yang unik untuk ditempatkan disana. Tapi Tuhan Yang Maha Kuasa menakdirkan bahwa batu terakhir yang akan ditempatkan tidak berasal dari dunia ini melainkan sebuah batu yang langsung dari jantung surga. Malaikat Jibril kemudian memberikan batu itu kepada Ibrahim, yang kemudian menempatkannya di tempat yang sesuai.
Dikatakan bahwa ketika batunya pertama kali dibawa turun, warnanya adalah putih murni. Namun karena ketidakmurnian dunia ini dan dosa-dosa manusia, batu itu perlahan mulai memudar dan pada akhirnya menjadi hitam. Seiring waktu berjalan kota itu mulai berkembang dengan penduduk Mekkah tetap memegang teguh monoteisme (bertauhid), hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Terlepas dari fakta bahwa Mesir, Mesopotaima dan Syam telah mempraktekkan paganisme (penyembah berhala) selama berabad-abad.
Tapi semua ini berubah ketika seorang pedagang bernama Amru ibn Luhai memutuskan untuk berbisnis di luar Mekkah. Amru kemudian bepergian ke utara, sampai dia sampai ke negeri syam. Disana Amru menyaksikan untuk pertama kalinya, hal-hal seperti arsitektur modern. Amru sangat terkesan dengan semua yang dia lihat dan sebelum pergi, dia
meminta untuk membawa salah satu berhala ke kampung halamannya. Penduduk
setempat setuju. Jadi Amru membawa berhala dan menempatkannya dengan
barang-barang dagangan lainnya dalam karavannya. Kemudian dia menuju ke
selatan, pulang ke kota Mekkah.
Ketika Amru sampai di rumah, dia langsung membawa berhala itu dan menepatkannya tepat di depan Ka'bah. Dia kemudian memberitahu orang-orang bahwa berhala itu mulai dari sekarang menjadi Tuhan yang mereka sembah. Sayangnya, konsep ini hampir tidak mendapat penentangan.
Ketika Amru sampai di rumah, dia langsung membawa berhala itu dan menepatkannya tepat di depan Ka'bah. Dia kemudian memberitahu orang-orang bahwa berhala itu mulai dari sekarang menjadi Tuhan yang mereka sembah. Sayangnya, konsep ini hampir tidak mendapat penentangan.
Seiring waktu berjalan, orang-orang ini menyembah banyak berhala. Sampai dikatakan pada akhir abad ke-6, ada lebih dari 360 berhala di sekitar Ka'bah di Mekkah. Seiring tahun-tahun berlalu dan paganisme menjadi lebih tersebar di seluruh dunia, orang-orang yang masih mempraktekkan monoteisme (tauhid) mengetahui bahwa kedatangan Nabi yang baru sudah dekat. Jadi baik melalui akal sehat atau melalui penafsiran ayat-ayat kitab suci banyak yang berkesimpulan bahwa semenanjung Arab adalah tempat yang paling mungkin dimana Tuhan akan mengutus Nabi baru-Nya. Saat itu Imperium Romawi dan Kerajaan Persia mempunyai pemerintahan yang sangat represif dan sangat memusuhi pemberontakan bentuk apapun, entah itu secara ideologis atau politis. Sedangkan di semenanjung Arab di sisi lain, meskipun juga terperosok jauh ke dalam penyembahan berhala, adalah negeri yang diperintah oleh hukum kesukuan dan tidak pernah punya pemerintah pusat yang sejati.
Seiring waktu berlalu, tampaknya lebih banyak orang mulai berdatangan ke Semenanjung Arab untuk menunggu kedatangan nabi selanjutnya. Dengan demikian, di negeri dimana manusia pertama kali menyembah pencipta mereka dan dimana Ibrahim membangun tempat ibadah untuk Tuhan Yang Maha Esa. Disanalah, dimana Tuhan menakdirkan bahwa Nabi Terakhir dan penutup itu akan muncul.
Semoga bermanfaat
Sumber: Lihat disini
Seiring waktu berlalu, tampaknya lebih banyak orang mulai berdatangan ke Semenanjung Arab untuk menunggu kedatangan nabi selanjutnya. Dengan demikian, di negeri dimana manusia pertama kali menyembah pencipta mereka dan dimana Ibrahim membangun tempat ibadah untuk Tuhan Yang Maha Esa. Disanalah, dimana Tuhan menakdirkan bahwa Nabi Terakhir dan penutup itu akan muncul.
Semoga bermanfaat
Sumber: Lihat disini
*Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh*
Baca Juga:
thanks for this information
BalasHapus