Pernikahan Rasulullah (Bagian 2)


Asy-Syaikh Prof DR. Zaid bin Abdilkarim Az-Zaid hafidzohullah dalam buku beliau Fiqh as-Sirah menyebutkan hikmah dari pernikahan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dengan Khadijah rhadiyallahu'anha diantaranya:

Menunjukkan kecerdasan Khadijah dalam memilih rekan bisnis. Yang setelah mendengar kemuliaan budi pekerti Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam melihat peluang untuk bekerjasama. Apalagi setelah Maisarah melihat langsung bagaimana ahlak Rasulullah. Sebagaimana kata Umar bahwa, "Watak seseorang belum bisa diketahui betul sampai kita pernah "safar dengannya atau bermuamalah uang bersamanya."  Dan hal ini telah dibuktikan sendiri oleh Maisara. Menunjukkan ketelitian dan kehati-hatian Khadijah.

Dalam beberapa buku sirah dijelaskan bahwa pernikahan tersebut diawali dengan penawaran diri Khadijah kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam lewat teman Khadijah. Menunjukkan betapa pentingnya wali menikahkan keluarga perempuannya dengan lelaki yang sholih walaupun dengan cara menawarkan diri. Ini bukan merupakan sesuatu yang rendah karena dari cara seperti ini Khadijah menjadi wanita termulia umat ini dengan mendapatkan seorang suami yang paling mulia dari semua mahluk. Kita menemukan dalil tentang hal ini, diantaranya:

Kisah Syu'aib menemui Musa dan menawarkan salah satu anak gadisnya untuk dinikahinya. (Qs. al-Qashas: 27)
Dalam sirah kita dapatkan bagaimana Umar menawarkan ananknya kepada Utsman, kemudian kepada Abu Bakar dan akhirnya dinikahi oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

Pada pernikahan tersebut ada pelajaran tentang pentingnya seorang laki-laki mencari istri yang sholihah atau sebaliknya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam memilih wanita sholihah meskipun lebih tua 15 tahun darinya dan telah menikah dua kali sebelumnya. Walaupun demikian, dia telah memilihnya sebagai istri karena kesucian dan kebersihan dirinya. Khadijah telah dilamar oleh banyak tokoh dan bangsawan Quraisy tetapi ia menolaknya. Setelah menemukan sosok lelaki sholih berbudi pekerti maka ia sendiri yang menjatuhkan pilihannya.

Mampu memilih istri yang baik membawa pengaruh yang besar. Khadijah adalah tempat kembali Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam setelah mendapatkan rintangan dakwah. Nabi disakiti tatkala menunaikan dakwah tapi setelah kembali ke rumah, ia mendapati istri yang menghiburnya dan membangkitkan semangatnya lagi. Bukan wanita yang malah ikut mengeluh dan lemah menghadapi tantangan dakwah.

Dan hal ini menjadikan cinta Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengabadi. Beliau selalu mengingatnya hingga setelah wafatnya beliau berbuat baik kepada kerabat dekatnya hingga Aisyah rhodiyallahu 'anha cemburu.

Wallahu ta'ala 'alam

Oleh: Ustadz Abu Abdirrazzaq Marzuki Umar, Lc
Dari Kitabal-Khullaashoh al-Bahiyyah fiy Tartiibi Ahdaats as-Sirah an-Nabawiyyah

Semoga bermanfaat 
By: Aina Azzahrah wanita si cahaya mata
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabaraktuh



Artikel Terkait:
Pernikahan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
Tanda-tanda Kenabian
Pertemuan Dengan Pendeta Buhaira
Rasulullah Sang Pemberani
Perang Fijar
Peristiwa Peletakan Hajar Aswad
Kakek Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
Ibunda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
Peristiwa Pembelahan Dada Rasulullah





Komentar

Postingan Populer