Masuk Surga Dengan Menaati Suami



Saudariku, diantara tujuan-tujuan penting pernikahan ialah agar anda memiliki keinginan kuat masuk surga dengan cara melaksanakan perintah Allah melalui ketaatan kepada suami. Ketahuilah saudariku, suami anda ialah surga dan neraka anda. Jalan anda masuk surga adalah menaati suami, membahagiankannya, menggunakan segala cara untuk mendapatkan kerelaannya dan melakasanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan merealisasikan ketaatan kepadanya.

Diantara faktor yang akan membantu anda menaati suami dan membahagiankannya ialah selalu mengingat bersarnya hak suami atas diri anda. Banyak para istri yang meremehkan hak suami dan tidak memberikan perhatian kepadanya. Seakan-akan membahagiakan suami dan menaatinya hanya pelengkap kehidupan rumah tangga, bukan merupakan hal pokok.

Sedikit sekali istri-istri seperti ini yang berhasil membahagiakan suami dan menunaikan haknya dengan sebaik-baiknya. Padahal itu dapat mengurangi martabatnya dan terkadang menghalanginya masuk surga. Naudzubillah.

Saya ingatkan kepada anda akan beberapa hal yang bisa membantu menaati suaimi, membahagiakannya dan mencurahkan segenap kesungguhan dalam menunaikan haknya. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Sekiranya aku berhak memerintahkan salah seorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya akan kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya." (HR. AHmad, At-Tirmidzi dan disahihkan Al-Albani).  Hadits ini menunjukkan betapa besar hak suami atas istri. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Tiga golongan yang shalatnya tidak sampai pada telinganya (tidak diterima shalatnya) __beliau menyebutkan diatantaranya adalah_" Dan seorang istri yang bermalam (tidur) sedangkan suaminya murka kepadanya." HR. At-Tirmidzi dan disahihkan Al-Albani.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Allah tidak melihat kepada istri yang tidak pandai berterimakasih kepada suaminya, padahal ia selalu bergantung membutuhkannya." (HR. An-Nasai, Al-Bazzar dan Al-Hakim yang berkata, "Sanadnya shahih").
Hadits ini menunjukkan pentingnya peran suami dalam kehidupan istri. Istri tidak bisa menanggung hidup tanpa suaminya, sehingga ia harus menaati dan merealisasikan kebahagiaan pada dirinya.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, dikatakan kepadanya, 'Masuklah dari pintu surga mana saja yang engkau kehendaki." (HR. Ibnu Hibban dan disahihkan Al-Albani dalam shahih Al-Jami 660).

Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda: "Istri-istri kalian yang termasuk penghuni surga ialah yang penuh kasih sayang, banyak anak dan suka kepada suaminya. Jika ia marah kepada suaminya, ia akan datang kepadanya sambil meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata, 'Aku tidak dapat memejamkan mataku hingga engkau ridha." (HR. Al-Baghawi dan disahihkan Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah)

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak istrinya ke ranjang (berjima') kemudian istrinya menolak kecual Zat yang di langit akan murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya." 

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam telah mengancam para wanita yang membangkang kepada suami-suami mereka dan mengingkari kebaikan yang telah diberikan kepadanya. Beliau shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Neraka diperlihatkan kepadaku, dan aku sama sekali belum pernah melihat pemandangan pada hari ini yang lebih mengerikan dari neraka. Dan kudapati sebagian besar penghuninya adalah para wanita, karena mereka kufur terhadap pemberian suami mereka. Jika kamu berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama setahun penuh, kemudian ia melihat sesuatu pada diri kalian, ia akan berkata, 'Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan darimu'." (Muttafaqun 'alaih)

Didalam sebuah riwayat disebutkan:
"Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, tidaklah seorang istri menunaikan hak Rabb-Nya hingga ia menunaikan hak suaminya. Sampai-sampai, sekiranya ia menginginkannya, sedangkan si istri berada di atas hewan tunggangan, ia tidak boleh menolaknya." (HR. Ibnu Majah dan disahihkanAl-Albani dalam shahih at-Targhib wa at-Tarhib 1938)

Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Wahai kaum wanita, seandainya kalian mengetahui hak-hak suami kalian atas diri kalian, niscaya salah seorang dari kalian akan mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya."
Saudariku, anda telah melihat betapa besar hak suami. Karena itu, hendaknya siang malam anda harus merenungkan bagaimana bisa membahagiankannya dan memperoleh ridhonya pada setiap waktu.

Diantara perkara-perkara yang membuat anda mudah menunaikan hak-hak tersebut ialah harapan mendapatkan pahala yang besar. Tidak ada pahala untuk anda setelah perbuatan menaati suami yang lebih baik daripada ridha Allah subhanahu wata'ala dan kemenangan dengan mendapatkan jannah. Sebab, suami anda ialah pusat ujian dan alat mengetahui kadar keimanan dan kebenaran cinta anda terhadapnya untuk mencari keridhaan Allah subhanahu wata'ala dan menaati-Nya.

Sumber: Buku "Menjadi Seorang Istri Penuh Pesona" (Imad Al-Hakim)
Judul Asli: Kaifa tashilina ila qabli zaujika

Semoga Bermanfaat
By: Aina Azzahrah wanita sicahaya mata
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


Baca Juga:
kisah-sungai-nil.
kisah-abu-hanifah-wanita-sholehah. 
contoh-kesyirikan-orang-orang-musyrikin Qurayis
Penentuan-hari-arafah-dan-hari-raya-ied ikut Arab Saudi atau pemerintah?
bolehkah-menabung-di-bank-konvesional
larangan-mendiamkan-saudaranya-lebih dari tiga hari
peristiwa-hilful-fudhul.
fenomena-kemunculan-dajjal
peristiwa-peletakan-hajar-aswad

Komentar

Postingan Populer