Ular dan Malik Ibn Dinar
Dan kisahnya adalah tentang seseorang yang bernama Malik ibn Dinar yang dikemudian hari menjadi salah satu orang yang paling soleh. Tapi Malik ibn Dinar berkata, "Aku memulai hidupku dari seorang muslim, tapi aku sangat jauh dari Allah subhanahu wata'ala. Aku melakukannya dengan salah, tidak ada satupun dosa kecuali aku sudah melakukannya. Bahkan aku sering mabuk-mabukan." Dia sering minum anggur dan mabuk. Dan dia berkata, "Aku terus hidup seperti itu, bersenang-senang dan hidup." Dia mengucapkan lailaha illallah, "Tapi itulah hidupku. Sampai suatu hari aku melihat gadis kecil sekitar 3 atau 4 tahun, dan sesuatu mengubah hatiku. Aku melihat gadis kecil ini, ia begitu lucu dan lugu. Dan dalam hati aku menginginkan gadis kecil seperti itu. Kalau begitu aku ingin menikah, dan pada akhirnya aku menikah. Dan ketika aku menikah Allah subhanahu wata'ala dengan kekuasaan-Nya dan dengan semua yang kulakukan Allah memberiku anak perempuan."
Sebagian orang berkata bahwa dia menamai anak itu Fatimah. Dan dia berkata, "Ketika Fatimah tumbuh dewasa, aku mulai berubah, aku sudah menjadi seorang Ayah. Aku begitu mencintainya dan kecintaanku padanya mulai mengubahku. Aku mulai menjadi orang yang lebih baik, karena sekarang aku seorang Ayah. Aku tidak bisa melakukan kebiasaanku sebelumnya. Pada suatu malam, aku sedang mabuk karena aku sering mabuk-mabukan. Selagi aku minum, Fatimah datang dan duduk dipangkuanku, dan kemudian dia menjauhkan minumanku itu. Ketika dia melakukan itu, dalam hati aku berkata, 'Cukup sudah! aku tidak bisa minum lagi! aku adalah seorang Ayah!.' Dan aku berhenti mabuk-mabukan dan tidak minum lagi. Dan perlahan-lahan hidupku mulai berubah. Aku mulai beribadah sedikit demi sedikit, dan aku mulai berubah. Cahaya memasuki kehidupanku dan aku mulai ada harapan. Tapi pada suatu hari putriku menjadi sakit dan aku sangat khawatir. Dialah cahaya hidupku, dialah orang yang kucinta, tolong ya Allah dia sakit. Dia tambah sakit, semakin parah dan semakin parah, sehingga aku menjadi sangat khawatir."
"Dan akhirnya putriku pun meninggal, Putriku yang berumur 3-4 tahun itu meninggal dunia. Dan ini adalah sebuah cobaan. Aku tidak bisa menanggungnya, aku tidak tahan! aku tidak bisa bersabar atas hilangnya dirinya. Ya Allah dia adalah cahaya hidupku, dia adalah harapanku, aku sangat mencintainya. Aku kambuh lagi, kebiasaanku malah menjadi semakin buruk dari pada sebelumya. Aku mulai kembali, aku bahkan lebih sering mabuk-mabukan. Kebiasaanku kambuh lagi sepenuhnya, aku tidak bisa menanggung kepedihannya."
Dan pada suatu malam aku memutuskan untuk minum sebanyak mungkin dan ini tak pernah kulakukan sebelumnya dan aku mulai minum, minum, minum." Sampai pada akhirnya dia tak sadarkan diri, sepenuhnya mabuk. Dan dia pun tak sadarkan diri.
Dia berkata, "Pada malam itu aku bermimpi. Dan di mimpi itu adalah hari kiamat. Aku sangat takut, itu adalah hari kiamat. Tiba-tiba semua orang dibangkitkan dan aku melihat kumpulan manusia. Tempat itu seperti dataran luas dan setiap orang dibangkitkan. Dan aku mendengar para malaikat memanggil nama-nama mereka. Dan kemudian salah satu malaikat memanggil namaku, dia berkata, 'Malik ibn Dinar berdirilah! Kau akan dihadapkan pada Allah Yang Maha Kuasa.' Ketika aku mendengar hal itu, aku sangat ketakutan. Dan tiba-tiba semua orang menghilang, aku berada di sebuah dataran, aku melihat sekeliling dan ada seekor ular raksasa. Ular itu membuka mulutnya dan bergerak kepadaku. Aku begitu ketakutan,ular itu adalah ular raksasa dan akupun mulai berlari. Ular itu terus mengejarku dan aku berlari. Tidak ada tempat untuk bersembunyi dan ular itu akan menangkapku. Dan aku bertemu seorang kakek, aku menuju ke kakek itu dan berkata, 'tolong aku, lihhat ada ular!tolong aku!' Kakek itu berkata, 'aku sangat lemah, aku sangat tua, aku tidak bisa melakukan apapun.'
Akupun terus berlari dan kembali lagi dan melihat kakek itu lagi dan berkata, 'tolonglah, kumohon lakukan sesuatu, ada ular mengejarku. Dia akan membunuhku. Kakek itu berkata, 'Aku terlalu lemah, aku terlalu tua,aku tidak bisa melakukan apa-apa untukmu. Tapi ada sebuah bukit disana, berlarilah kesana dan kau mungkin akan menemukan pertolongan.' Dan aku pergi ke arah bukit itu dan ketika aku sampai di puncak bukitnya aku melihat anak-anak kecil memadati bukit itu. Salah seorang dari mereka meliahtku, dan dia mengenaliku. Dan anak itu memanggil putriku, 'Fatimah, tolong ayahmu!' Kemudian aku melihat anakku yang bermur 3-4 tahun, dia berlari kearahku. Dan dia berdiri antara aku dan ular itu. Seiring ular itu datang,dia memberhentikan ular itu dengan tangannya dan ular itu pun berhenti. Kemudian dia menunjuk ke ular itu, 'Kembalilah!' Maka ular itupun kembali. Aku begitu takut, begitu lelah, aku terjatuh di tanah dan putriku datang di pangkuanku, dengan cara yang sama yang biasa dia lakukan semasa hidupnya di dunia. Aku begitu lelah dan berkata padanya, 'Putriku Fatimah, apa yang terjadi, aku tidak mengerti apa yang terjadi disini?' Dia memberitahuku, 'Ayah, apakah kau tidak tahu? Apakah kau tidak tahu bahwa amal yang kita lakukan di dunia ini terbawa ke akhirat dalam wujud fisik. Dalam Al-Qur'an Allah subhanahu wata'ala berfirman bahwa kau akan melihat apa yang kau lakukan berwujud di hadapanmu."
Kemudian putrinya berkata, "Ular yang kau lihat itu adalah amal burukmu, kau membuatnya begitu kuat, kau melakukan banyak amal buruk, dan mereka akan menghancurkanmu. Dan kakek tua itu adalah amal baikmu, kau membuatnya begitu lemah, kau hanya melakukan sangat sedikit amal baik sehingga ia tidak dapat membantumu. Dan ketika Allah subhanahu wata'ala melihat hal itu dan Dia melihat kau akan menghancurkan dirimu sendiri, Dia mengambilku darimu ketika aku masih muda. Kalau kau bersabar atas kehilanganku, maka Allah subhanahu wata'ala akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah atau surga. Ayahku bukankah sekarang adalah waktunya?" Dia mengatakan seperti dalam Qur'an, "Bukankah sudah waktunya bagi orang-orang beriman bahwa hati mereka merindukan dan bergetar, dan khusyuk dan kagum kepada Allah subhanahu wata'ala? Bukankah sudah waktunya?."
Dan Malik ibn Dinar berkata, "ini waktunya,waktunya, waktunya dan akupun terbangun! Aku terbangun dan menangis, ini waktunya, waktunya. Dan saat itu masuk waktu subuh dan aku berwudhu, berlari ke mesjid dan shalat subuh." Sang imam membaca ayat Al-Qur'an, "bukankah sudah watunya bagi orang-orang yang beriman,hati mereka rindu dan bergetar." Mulai dari hari itu Malik ibn Dinar berubah 180 derajat. Malik ibn Dinar menjadi salah seorang tabi'in yang paling soleh.
Kenapa aku menceritakan ini, apa moral dari kisah ini? Tentang apakah kisah itu? Apakah itu baik atau buruk? Dia kehilangan putrnya apakah itu baik untuknya?atau buruk untuknya? Sekarang dimana Malik ibn Dinar? Dimana putrinya sekarang? Apakah ini baik atau buruk? Para ulama berkata, "Mungkin saja Dia memberi kepadamu, Tapi sebenranya Dia mencabutnya darimu. Dan mungkin saja Dia mencabutnya darimu, tapi sebenarnya Dia memberinya kepadamu." Terkadang Allah subhanahu wata'ala memberikan sesuatu dengan mencabutnya. Dia memberi dalam kekurangan, dan terkadang ketika aku melihat sesuatu yang kusenangi datang kepadaku dan aku berkata, "Hei, hidup itu indah!" Terkadang itu adalah sebuah hukuman.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=zPT4n1ng9Og
Semoga bermanfaat
By: Aina Azzahrah
*Wassalamu'alykum warahmatullahi wabarakatuh*
Baca Juga:
kisah-sungai-nil.
kisah-abu-hanifah-wanita-sholehah.
ibu-susuan-rasulullah
perbuatan-yang-diharamkan-bagian-1
anjuran-menjilati-jari-sesudah-makan
hukum-memotong-kuku-mencukur-rambut pada sat haid?
hukum-mengajar-tepuk-tangan-pada-anak Paud atau TK
benarakah-rasulullah-menikahi-aisyah pada umur 9 tahun?
nasehat-dan-wasiat-yang-sangat-berharga
kisah-seorang-pemuda-bertemu-singa-di hutan
kisah-sungai-nil.
kisah-abu-hanifah-wanita-sholehah.
ibu-susuan-rasulullah
perbuatan-yang-diharamkan-bagian-1
anjuran-menjilati-jari-sesudah-makan
hukum-memotong-kuku-mencukur-rambut pada sat haid?
hukum-mengajar-tepuk-tangan-pada-anak Paud atau TK
benarakah-rasulullah-menikahi-aisyah pada umur 9 tahun?
nasehat-dan-wasiat-yang-sangat-berharga
kisah-seorang-pemuda-bertemu-singa-di hutan
Komentar
Posting Komentar